Senin, 17 Januari 2011

Bepikir Sebelum Menilai

Berpikir Sebelum Menilai
Seorang sahabatku mengirimkan dua pertanyaan yang cukup menarik tapi yang pasti juga menambah kerutan pada dahiku sewaktu berpikir ada “udang besar apa di balik Kwee Tiaw” ini.
.
.
Silahkan membaca sampai di akhir tulisannya. Semoga bermanfaat.
Pertanyaan 1:
Jika km mengetahui seorang wanita hamil, yang sdh memiliki 8 org anak, 3
diantaranya tuli, 2 diantaranya buta, 1 org keterbelakangan mental, dan wanita tsb terkena sipilis, apakah anda akan merekomendasikan ia untuk melakukan aborsi?
Bacalah pertanyaan selanjutnya dahulu sebelum menjawaban untuk pertanyaan ini..
Pertanyaan 2:
Sekarang waktunya utk pemilihan pemimpin dunia baru dan hanya suara anda yang akan dihitung. Berikut ini adalah fakta dari ke tiga kandidat terpilih..
Kandidat A -
Bekerja sama dengan politisi yg tidak jujur, dan konsultasi dengan astrologis.
Ia memiliki 2 istri. Ia juga merokok dan minum 8 – 10 martini per hari.
Kandidat B -
Ia dikeluarkan dr kantor 2x, tidur sampai siang, pemakai opium waktu waktu
sekolah dan minum seperempat whiskey tiap malam.
Kandidat C -
Ia adalah pahlawan perang, vegetarian, tidak merokok, minum bir kadang-kadang, dan tidak pernah selingkuh.
Kandidat mana yang akan kamu pilih?
Buat keputusan, jangan mengintip, then scroll down for the answer.
.
.
.
.
.
.
Kandidat A: Franklin D. Roosevelt.
Kandidat B: Winston Churchill.
Kandidat C: Adolph Hitler.
Akhirnya jawaban untuk pertanyaan aborsi:
Jika jawabanmu IYA, kamu baru saja membunuh Beethoven.
Cukup menarik bukan? Membuat orang berpikir sebelum menilai seseorang…
Jangan pernah takut mencoba sesuatu yg baru..
Ingat:
Amatir membuat bahtera Nuh
Profesional membuat Titanic
Tetapi manakah yg tenggelam?
Itulah mengapa sesuatu yg kelihatannya sempurna belum tentu sempurna, demikian pula sesuatu yg biasa saja bisa menjadi luar biasa…
Latar belakang dan kekurangan seseorang tidak akan bisa menghambat seseorang utk bisa berhasil dalam hidupnya…
Yang terpenting selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara di hidupnya…
Percaya karena Tuhan dapat melakukan hal yg tidak mungkin di mata manusia…

Keep FOCUS on GOD and HE will do wonderful things in your Life ..

dikutip dari :
Alexia Cahyaningtyas

Silsilah Sunan Gunung Jati

 Silsilah Dari Raja Pajajaran
 Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah
.Rara Santang (Syarifah Muda’im)
.Prabu Jaya Dewata @ Raden Pamanah Rasa @ Prabu Siliwangi II
.Prabu Dewa Niskala (Raja Galuh/Kawali)
.Niskala Wastu Kancana @ Prabu Sliwangi I
.Prabu Linggabuana @ Prabu Wangi (Raja yang tewas di Bubat)

Silsilah Dari Rasulullah
Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah Al-Khan bin
.Sayyid ‘Umadtuddin Abdullah Al-Khan bin
.Sayyid ‘Ali Nuruddin Al-Khan @ ‘Ali Nurul ‘Alam
.Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan bin
.Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
.Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan bin
.Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India) bin
.Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
.Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
.Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
.Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
.Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
.Sayyid Alawi Awwal bin
.Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
.Ahmad al-Muhajir bin
.Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin
.Sayyid Muhammad An-Naqib bin
.Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
.Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin
.Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
.Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin
.Al-Imam Sayyidina Hussain
Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahro binti Muhammad

SILSILAH PARA SULTAN KANOMAN
  1. Sunan Gunung Jati Syech Hidayahtullah
  2. Panembahan Pasarean Muhammad Tajul Arifin
  3. Panembahan Sedang Kemuning
  4. Panembahan Ratu Cirebon
  5. Panembahan Mande Gayem
  6. Panembahan Girilaya
  7. Para Sultan :
    1. Sultan Kanoman I (Sultan Badridin)
    2. Sultan Kanoman II ( Sultan Muhammad Chadirudin)
    3. Sultan Kanoman III (Sultan Muhammad Alimudin)
    4. Sultan Kanoman IV (Sultan Muhammad Chaeruddin)
    5. Sultan Kanoman V (Sultan Muhammad Imammudin)
    6. Sultan Kanoman VI (Sultan Muhammad Kamaroedin I)
    7. Sultan Kanoman VII (Sultan Muhamamad Kamaroedin )
    8. Sultan Kanoman VIII (Sultan Muhamamad Dulkarnaen)
    9. Sultan Kanoman IX (Sultan Muhamamad Nurbuat)
    10. Sultan Kanoman X (Sultan Muhamamad Nurus)
    11. Sultan Kanoman XI (Sultan Muhamamad Jalalludin)
SILSILAH SULTAN KASEPUHAN CIREBON
  1. Pangeran Pasarean
  2. Pangeran Dipati Carbon
  3. Panembahan Ratu
  4. Pangeran Dipati Carbon
  5. Panembahan Girilaya
  6. Sultan Raja Syamsudin
  7. Sultan Raja Tajularipin Jamaludin
  8. Sultan Sepuh Raja Jaenudin
  9. Sultan Sepuh Raja Suna Moh Jaenudin
  10. Sultan Sepuh Safidin Matangaji
  11. Sultan Sepuh Hasanudin
  12. Sultan Sepuh I
  13. Sultan Sepuh Raja Samsudin I
  14. Sultan Sepuh Raja Samsudin II
  15. Sultan Sepuh Raja Ningrat
  16. Sultan Sepuh Jamaludin Aluda
  17. Sultan Sepuh Raja Rajaningrat
  18. Sultan Pangeran Raja Adipati H. Maulana Pakuningrat, SH
  19. Sultan Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat
SILSILAH SULTAN KERATON KECERIBONAN
  1. Pangeran Pasarean
  2. Pangeran Dipati Carbon
  3. Panembahan Ratu Pangeran Dipati Anom Carbon
  4. Pangeran Dipati Anom Carbon
  5. Panembahan Girilaya
  6. Sultan Moh Badridini Kanoman
  7. Sultan Anom Raja Mandurareja Kanoman
  8. Sultan Anom Alimudin
  9. Sultan Anom Moh Kaerudin
  10. Sultan Carbon Kaeribonan
  11. Pangeran Raja Madenda
  12. Pangeran Raja Denda Wijaya
  13. Pangeran Raharja Madenda
  14. Pangeran Raja Madenda
  15. Pangeran Sidek Arjaningrat
  16. Pangeran Harkat Nata Diningrat
  17. Pangeran Moh Mulyono Ami Natadiningrat
  18. Gusti Pangeran Raja Adipati Abdul Gani Natadiningrat Dekarangga
SILSILAH PANEMBAHAN CIREBON
  1. Sunan Gunung Jati Syech Hidayatullah
  2. Panembahan Pasarean Muhammad Tajul Arifin
  3. Panembahan Sedang Kemuning
  4. Panembahan Ratu Cirebon
  5. Panembahan Mande Gayem
  6. Panembahan Girilaya
  7. Pangeran Wangsakerta (Panembahan Cirebon I)
  8. Panembahan Cirebon II (Syech Moch. Abdullah)
  9. Panembahan Cirebon III (Syech Moch. Abdullah II)
  10. Panembahan Raden Syech Kalibata
  11. Panembahan Raden Syech Moch. Abdurrohman
  12. Panembahan Raden Syech Moch. Yusuf
  13. Panembahan Raden Moch. Abdullah
  14. Panembahan Raden Jagakarsa
  15. Panembahan Raden K.H Moch. Syafe’i
  16. Panembahan Raden K.H Moch. Muskawi
  17. Panembahan Raden H. Moch. Parma
  18. Panembahan Raden H. Moch. Salimmudin

Minggu, 16 Januari 2011

Tips Supaya Vespa Tidak Boros

Cara ngakalin supaya vespa gak boros, salah satunya yaitu dengan mengkondisikan supaya vespa kita memiliki sistem pembakaran yang bagus (sesempurna mungkin)
Untuk dapat terjadi pembakaran yang sempurna, setidaknya ada tiga unsur yang mempengaruhi :

1. Bahan bakar yang bagus yang siap untuk dibakar
2. Api yang bagus untuk membakar point 1
3. Waktu pengapian yang bagus : pertemuan antara bahan bakar dengan api.

1. Bahan bakar yang bagus.

Yang dimaksudkan di sini ada perpaduan yang pas antara bensin dengan oksigen, dimana prosesnya dilaksanakan di karburator.
Jika terlalu banyak oksigen (udara/angin) dan kurang bensin dalam prosentase gas yang akan dibakar, maka hasil pembakaran tidak maksimal.
Demikian pula terlalu banyak bensin dan kurang oksigen membuat pemakaran juga tidak akan sempurna.
Dalam hal ini peranan karburator dan settingannya menjadi sangat penting.

2. Api yang bagus.


Api yang bagus sangat diperlukan untuk membakar campuran gas bahan bakar yang bagus,
supaya menghasilkan pembakaran yang juga bagus.
Sekalipun cetusan api terjadinya di busi,tetapi di dalamnya melibatkan komponen lainnya, misalnya : tutup kepala busi, kabel busi, koil, platina atau CDI, dan sumber dayanya (spool dan magnet).
Jika ingin pembakaran yang sempurna, maka deretan komponen2 penghasil api tersebut semuanya harus dalam kondisi prima.
Karena dari kondisi yang prima itulah akan dihasilkan api yang bagus, dan api yang bagus itulah yang menunjang adanya pembakaran yang sempurna.

3. Waktu pengapian yang bagus.

Maksudnya adalah waktu yang tepat untuk terjadinya proses pembakaran.
Yaitu waktu di mana busi meletikkan bunga api dalam kaitannya dengan posisi seher dalam mesin (ruang bakar).
Jika vespa kita memakai CDI, maka untuk sementara point 3 ini bisa diabaikan;
walaupun sebenarnya perkembangan yg sekarang CDI-pun bisa diset untuk mengatur kapan saatnya busi akan memercikkan bunga api.
Jika vespa kita memakai platina, maka setelan waktu pengapian yang bagus ini seringkali kita kenal juga dengan istilah poor & na.
Imho, gabungan ketiga hal di atas inilah yang akan menghasilkan pembakaran yang baik, pembakaran dengan efesiensi dan efektivitas yang maksimal, sehingga dengan sendirinya setiap liter bensin juga akan mencapai daya tempuh maksimalnya.
Mengenai oli samping memang tidak sy masukkan, karena sekalipun oli samping juga akhirnya terbakar, namun sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan “sistem pembakaran” itu sendiri.

1. Mengenai “bahan bakar yang bagus”.

Kita tahu bahwa dalam proses pembakaran membutuhkan campuran udara (oksigen) dengan bahan bakar (bensin).
Perbandingan yang ideal untuk keduanya, kata orang yang ngerti, adalah 14,7 : 1.
Campuran dengan komposisi semacam itu akan menghasilkan pembakaran yang sempurna, dan gas buangnya juga relatif bersih.
Komposisi campuran udara dan bensin tsb acapkali disebut dengan AFR (Air Fuel Ratio).
Nah, yang sulit adalah bagaiamana menyetting karburator supaya menghasilkan AFR 14,7.
Dan rupa2nya teknologi karburator emang sudah mentok;
mau disetting bagaimanapun juga tidak mungkin menghasilkan AFR yang selalu sempurna.
Karena itu maka kemudian berkembanglah sistem injeksi, di mana pencampuran bensin dan udara tidak lagi dilakukan di karburator, melainkan bensinnya disemprotkan ke dalam mesin; dan jumlah diatur secara elektronik untuk seakurat mungkin disesuaikan dengan kebutuhan.
Dengan sistem injeksi pembakaran yang dihasilkan memang lebih sempurna, bensin lebih hemat, gas buang semakin ramah lingkungan.
Karena itu tidak mengherankan bahwa untuk standar Euro 2, mesin sudah diharuskan memakai sistem injeksi.
Kita bisa melihat, mau disetting sebagus apapun, karburator tidak akan pernah menjadi sempurna.
Terlebih lagi jika settingan karburator dikerjakan ala kadarnya; bisa dibayangkan bagaimana hasilnya.
AFR-nya jauh ke mana-mana, hasil pembakaran sudah pasti tidak maksimal, dan bahan bakarpun sebagian terbuang sia-sia (karena ketidaktepatan AFR), sehingga Vespa kita menjadi semakin boros.
Pernah ada yang mengatakan seperti ini :
“Jika perbandingan udara dan bahan bakar tidak ideal (tidak dikendalikan) menjadikan bensin boros pada campuran yang terlalu banyak bensin. Selain itu, pembakaran tidak sempurna, akibatnya emisi gas buang berlebihan dan tenaga tidak optimal karena energi kinetis yang dihasilkan pun tidak maksimal. Kerusakan mesin pada jangka pendek maupun jangka panjang lebih cepat terjadi.”
Campuran terlalu kaya, bensin boros.
Campuran terlalu miskin (lean), tenaga juga tidak maksimal, jadi main gas besar, mesin panas, dan bensin juga boros.

Praktisnya, supaya Vespa kita agak tidak boros, dalam kaitan dengan gas bakar :

- Pelihara kebersihan karburator, termasuk kebersihan saringan udaranya.
- Paking dari karburator ke mesin jangan ada yang bocor, demikian pula seal setelan angin.
- Pakai spuyer standar.
Atau kalo kondisi mesin/karburator sudah tidak standar, diujicobakan memakai spuyer yang paling sesuai (dan otomatis mendekati AFR yang seharusnya dibutuhkan).
Di beberapa thread, sy baca bagaimana para senior sudah membagi-bagikan ilmu dunia per-spuyeran-ini.
- Setting setelan angin semaksimal yang kita bisa untu mendapatkan AFR yang seharusnya.

Caranya nyetting setelan angin kurang lebih sbb :

Mesin dalam kondisi tidak dingin, jadi bukan dalam kondisi baru dinyalakan pada pagi hari.
Setelan langsam (yg putarannya di atas karbu) diperbesar sampai agak besar.
Setelan angin diputar ke kanan poll sampai menutup, kemudian dibuka diputar ke kiri satu setengah putaran.
Mesin dihidupkan, setelan angin diputar ke kanan dan/atau ke kiri sampai mendapatkan suara termaknyus (ada yg menyebutnya dengan suara terbesar, ada juga yg menyebutnya dengan suara paling nyaring, atau melengking).
Posisi tsb adalah posisi ter-ideal, dan masih bisa ditambah ke kanan atau ke kiri sedikit sesuai dengan selera.
Setelah tercapai kondisi tsb, setelan langsam di kembalikan ke posisi semula.
Langsam distel sekecil mungkin sehingga waktu masuk gigi 1 tidak menyentak, tetapi sekaligus juga jangan terlalu kecil sehingga langsamnya jangan gampang mati.

Catatan : Untuk Berdiskusi lebih lanjut bisa mengunjungi VIO Forum di:
http://vespa-indonesia.web.id/index.php/topic,14586.0.html

Kamis, 13 Januari 2011

Salam Lestari

Catatan ini kupersembahkan kepadamu, kawanku yg baik, catatan lama setahun yg lalu... Aku berharap, dalam waktu dekat ini, kita akan mendaki gunung bersama-sama. Semoga.
 Saat kita memandang gunung yang menjulang membisu, apa yang ada dipikiran? Bukit, gunung, lembah, semuanya membisu. Hanya desis angin malam terdengar Barangkali gunung ini telah diam istirahat berabad-abad, mengumpulkan kekuatan untuk suatu saat nanti meledakkan diri, menghambur laksana bulu-bulu beterbangan di tiup angin. Entahlah. Tapi aku merasa yakin itu pasti akan terjadi. Mungkin nanti kalau kiamat… Puncak-puncak gunung yang sunyi seperti mengawetkan segala kemurnian dunia yang sudah hilang ditelan ambisi dan keinginan dunia di bawah sana. Di tengah-tengah keheningan dan aroma kemurnian ini, aku merasa bumi di bawah telah begitu lusuh, sumpek. Kadang-kadang aku berpikir rumahku sesungguhnya ada di sini, di setiap puncak gunung-gunung. Sebab, di puncak-puncak itulah aku merasakan akrab dengan semua lingkungan di sekitarku. Aku sulit mengakrabi kota-kota besar, apalagi metropolitan seperti Jakarta. Hampir semua yang kutemui adalah palsu – air mancur buatan, bunga palsu di vas bunga meja kantor, lukisan-lukisan pemandangan, senyum dibuat-buat para SPG di mall-mall, toko-toko, keramahan semu di jalan-jalan, menjual agama dan mengatasnamakan Allah demi kekuasaan….

Orang di kota kebanyakan tak mengerti kenapa ada orang-orang yang begitu menyukai gunung-gunung yang sepi, jauh dari gemerlap dan keceriaan. Tetapi sesungguhnya situasi di alam bukanlah kesepian, melainkan keheningan. Orang-orang kota besar mudah merasa kesepian, namun di kota besar orang susah merasakan keheningan. Keheningan memiliki daya yang unik dan asli, yang hakiki. Keheningan tidak mengisolasi kita dari keberadaan diri kita, tetapi mendekatkan eksistensi kita dengan hakikat segala sesuatu. Kita menjadi dekat dengan diri kita sendiri. Di keramaian kota, kita mengasingkan diri kita sendiri…dalam keheningan, selalu tumbuh kesadaran :

Kita sebenarnya adalah sungai-sungai kecil yang membawa lentera-lentera kecil yang memancarkan serpihan cahaya di antara bebatuan dan pepohonan, yang menyusup di sela-sela awan nan tinggi; cahaya itu kadang menyurut redup di dekap kabut, yang bermain di kelopak mata kita, yang terlalu sering mengantuk dihembus angin malam, yang dingin, yang mencekam dan yang menusuk pori-pori kulit kita, yang tak lagi murni. Tubuh kita adalah cermin yang terlanjut kusam oleh debu dunia dan terlalu lama sudah wajah kita ini kita tutup dengan topeng yang tersenyum selalu. Tanyakan pada nurani, sebab ku yakin nurani akan berkata jujur karena ia tak pernah berbohong sejak ia diciptakan. Pandanglah dengan seksama manusia kota yang kita sebut beradab itu. Mereka sering berbohong demi ambisi pribadi, menipu nurani. Nurani disingkirkan di sudut hati, dan ia hanya bisa menangis melihat kita berenang bersama kebohongan.

Tapi alam, dengan pantai, ombak, gunung, kabut, angin, embun, hujan dan hutan mengajariku kejujuran dan kesederhanaan. Ia mentertawakan manusia. Manusia begitu rapuh berhadapan dengan dirinya sendiri. Kita, para manusia, sering mengingkari ikrar kehidupan yang dulu kita buat bersama semesta. Ikrar kita adalah menjadi wakil Tuhan. Kita adalah semesta kecil yang menampung semesta besar. Semesta kecil ini bukan hanya tubuh dan pikiran, tetapi juga ruh dan jiwa rohani. Tapi kita abai, kita tak serius dengan ikrar kita, sementara Tuhan sungguh-sungguh serius dengan ikrar-Nya. Betapa sering kita ingkar dan tak patuh.

Aku kadang sedih dan malu sebab ternyata “kepatuhan Tuhan kepada manusia jauh lebih besar ketimbang kepatuhan kita kepada-Nya.” Bagaimana tidak, Tuhan telah berjanji untuk menyayangi manusia. Kita dulu juga berjanji untuk mematuhi-Nya. Lihatlah, walau banyak tindakan keingkaran seperti kekejaman dan kekejian yang terkadang membuat kita hampir-hampir tak percaya bahwa manusia bisa begitu kejam, tetapi Tuhan tetap patuh. Dia tetap mengirimkan hujan pada musimnya; Dia selalu menyegarkan kembali udara hingga kita tetap bisa bernafas; Dia tetap memerintahkan mentari dan rembulan menjalankan rutinitasnya; Dia tak mengeringkan air; Dia tak cabut rasa kenikmatan saat manusia berhubungan seksual kendati itu dilakukan di luar aturan yang ditetapkan-Nya. Jadi Tuhan begitu patuh kepada kita. Dia menjaga kita. Tapi kita suka ceroboh, iseng, dan kurangajar. Kita kacaukan udara kita t; kita rusak alam kita; kita salah gunakan kenikmatan; kita bikin alam yang dipelihara baik-baik oleh Tuhan menjadi menderita. Tetapi, alam itu punya batas kesabarannya sendiri. Ketika hutan gunung kita peras, alam marah. Mereka bersatu dengan air untuk menciptakan banjir. Tapi kita tak pernah mau sadar juga.

Tetapi rupanya manusia lebih suka memuaskan nafsu sesaatnya ketimbang menciptakan harmoni semesta kecil dan semesta besar.

Jadi kalau saja kita mau hidup sederhana saja, barangkali petaka tak kan sedemikian dahsyat. keserakahan yang membuat banyak hewan punah, hutan di habis, tanah tandus, dan ozon bolong, AIDS muncul, pemanasan global .. ah apalagi petaka yang menunggu di depan mata akibat keserakahan kita. Ya Allah, betapa banyak kearifan yang dibutuhkan di bumi yang makin muram ini.

Alam yang indah dan tenang ini sesungguhnya banyak mengajarkan rahasia bagaimana manusia membangun dirinya menjadi sosok yang berpribadi mulia: tenang, hening dan tegar seperti gunung, ramah seperti kicau burung, bergelora seperti ombak laut dan badai, sabar seperti tanah bumi, penuh kesadaran dan istiqamah seperti matahari, lembut seperti cahaya bulan, dan dermawan seperti udara. Maka aku mesti menyatu dengan alam, seperti kata Walt Whitman:

Now I see the secret of the making of the best person
It is to grow in the open air
And to eat and sleep with the earth.

Pada akhirnya, kawan, jika kau ingin mendaki gunung, ingatlah kata-kata bijak sang pendaki pertama yang menjangkau atap dunia: It is not the mountain we conquer, but ourselves

Nah, kawanku yang baik, rasanya kau sekarang tahu kenapa aku mencintai alam.

Pengalaman Ibarat Sang Pendaki Gunung

Seorang pendaki sejati tak bosan-bosannya mendaki gunung yang sama berkali-kali.
Mengapa?

Karena ia tahu bagaimana menikmati setiap titian pendakian.
Baginya, tak pernah ada halimun dan kabut yang sama.
Semak dan pepohonan selalu berganti warna.
Awan senantiasa menampakkan lekuk-lekuk baru.

Dan, puncak gunung pun memberikan reguk kebahagiaan yang belum pernah dirasakan.

Kita mungkin telah melalui jalan yang sama antara rumah dan kantor selama bertahun-tahun.

Maukah anda, dalam satu minggu ke depan, menjadikannya sebagai petualangan pribadi seperti pendaki gunung diatas ?
Bila ya, . . . . .amati setiap jarak yang anda tempuh.

Lihatlah wajah-wajah yang anda temui di jalan.
Pepohonan dan daun-daun ditaman kota.
Kios, warung dan toko.

Sinar matahari yang terpantul di kaca gedung tinggi.
Gumpalan asap mobil.
Coretan di tembok-tembok kota.
Apa saja!, semua yang anda jumpai.

Berikan perhatian.
Namun, jangan masukkan kedalam hati demi sebuah penilaian.
Nikmati saja petualangan ini tanpa perlu mengukur baik-buruknya semua itu.
Terima saja ia adanya.

Dan, saat memasuki ruang kerja, bolehlah anda anggap tiba di puncak pendakian.

Maka, kata bosanpun bisa kita lupakan dalam rutinitas sehari-hari.

Rabu, 05 Januari 2011

Kan Ku Buat Hari Ini Indah


Kan kubuat Hariku Seserah Mentari Pagi
Seindah Senyuman Pelangi kala hujan
Seindah Cahaya Rembulan
Predikat Semangatku tak kan lekang oleh waktu
Semua Keinginan, mimpi dan Ambisiku
Kan kubuat jadi nyata
Tuhan Aku Punya Keinginan
Mohon dengan sangat kabulkanlah...

Dede Hidayat 08.30 WIB

Minggu, 02 Januari 2011

Untukmu Terkasih

Kasih
Ketika hati
Rasa dan jiwa
Serta apa saja yang tersembunyi
Di dada ini mulai tergetar
Karena keindahan matamu
Karena kelembutan senyummu
Karena taburan kasihmu
Justru bayang hatimu sulit kurenggut
Sementara gelombang rindu
Gelombang kasih sayang terus mengalir
Bagai air di musim penghujan
Bagai gelombang samudra
Yang mengguncang pantai kehidupan



Kasih ini nyanyian cinta untukmu
Yang entah ada di mana kini
Biar engkau mengerti apa yang terjadi
Dalam hidupku
Kabut sunyi mulai merayap di hati
Bayangmu semakin sulit ku cari
Aku tak tahu harus berbuat apa
Angin dan burung-burung pun membisu
Ketika ku tanya tentang
Tentang getaran hatimu
Tentang apa saja yang bertalian dengan jiwamu

Kasih ini nyanyian cinta untukmu
Yang entah ada di mana kini
Biar engkau mengerti apa yang terjadi
Dalam hidupku
Kabut sunyi mulai merayap di hati
Bayangmu semakin sulit ku cari
Aku tak tahu harus berbuat apa
Angin dan burung-burung pun membisu
Ketika ku tanya tentang
Tentang getaran hatimu
Tentang apa saja yang bertalian dengan jiwamu

Kabut sunyi mulai merayap di hati
Bayangmu semakin sulit ku cari
Aku tak tahu harus berbuat apa
Angin dan burung-burung pun membisu
Ketika ku tanya tentang
Tentang getaran hatimu
Tentang apa saja yang bertalian dengan jiwamu

Thank to Song By Iwan Fals