Jumat, 31 Desember 2010

Menafsir Ulang Arti Tahun Baru



Satu hari lagi kita memasuki tahun baru. Tahun yang tidak saja menandakan pergantian waktu tapi juga menuntut sejumlah harap. Bahwa, kelak memasuki tahun 2011 kita dapat merasakan perubahan-perubahan yang berarti di negeri yang bernama Indonesia. Harapan akan perubahan itu berjibaku di antara antrean peristiwa yang mengguras ibah pun juga memompa emosi.
Dua atau tiga bulan sebelum memasuki 2011 negeri ini dibuat menangis. Musibah berdatangan. Bencana berantrean panjang menggasak harta dan nyawa. Mulai dari bencana alam banjir, tsunami, letusan merapi, penyiksaan buruh migran (TKI) yang tak kunjung usai, serta sejumlah kasus hukum yang tak kunjung tuntas dikuak.

Hampir setiap saat kita dibuat berang dan berkerut kening di depan layar kaca (TV). Bahwa, betapa negeri ini sebegitu keruh diobok oleh laku dan moralitas berlumpur. Padahal, kita punya begitu banyak pemimpin, ustat dan ulama, dan kaum cerdik-pandai. Tapi, baris panjang kebaradaan mereka tak begitu berarti melonggarkan sumpek dan gerahnya rakyat terhadap perilaku aparat pemerintah yang kian gelap mata dan gelap hati.

Korupsi semakin endemik. Tak satu pun celah birokrasi yang hampa perilaku koruptif. Mereka bertaburan. Bak semut mengerubuni gula. Dari meja sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi (PT) orang bertanya.

Apa gerangan yang menyebabkan pemerintah kita sedemikian korup? Meski ada tersisah sekelompok orang baik-baik. Tapi, lebur kebegalan laku itu telah merata di setiap ruang sosial dan birokrasi pemerintahan. Nalar korupsi mencekoki kita. Dari RT (Rukun Tetangga) hingga di sekitar lingkungan Istana Presiden.

Tak kunjung usai membanjirnya perilaku amoral koruptif serasa Tuhan menegur kita dengan setumpuk bencana. Kita begitu tersentak bahwa tanpa tanggung-tanggung Tuhan langsung menegur kita secara vulgar.

Hal itu berasa. Bahwa belum usai sekian ragam kenistaan bencana langsung menyergap. Ibarat musibah yang menimpa kaum-kaum terdahulu yang ingkar pada guru moralnya (nabi). Lalu apa kita pernah sadar akan hal ini?

Bahwa perilaku dosa dan gejolak alam adalah dua hal yang saling menandai (designate). Atau sederhananya teguran dan peringatan. Inilah refleksi tahun baru.

Arti Baru
Yang membuat pergantian tahun baru itu menarik adalah ada kata "baru". Sesiapa pun menggandrungi hal ini. Anak kecil, orang dewasa, kakek atau nenek jompo, hingga orang gila. Bila dikasi sesuatu yang baru semuanya senang.

Begitulah hakekat dasar manusia. Bila disuruh memilih hal yang lama dan yang baru pasti langsung memilih yang baru. Namun, soalnya adalah terkadang kita kabur-air mensubstansiasikan "arti baru".

Karena tahun baru itu semua orang bersuka cita. Turun ke jalan, karnaval, dan membuat komitmen akan perubahan di tahun yang baru dengan cara yang ragam dan aneh-aneh. Mulai dari muhasabah (evaluasi diri) hingga ekspresi kesenangan dengan pesta dan mabuk-mabukan.

Yang menarik adalah jika semua orang menafsirkan arti baru itu serupa dengan perubahan. Bahwa perubahan waktu bukanlah pergantian waktu secara material an sich. Tapi, pergantian waktu sebenarnya berporos pada aspek mikro kosmik manusia.

Jalaludin Rumi mengartikan rotasi atau siklus waktu sesngguhnya berporos pada inti kesadaran manusia. Maka di sini perubahan bermakna transformasi kesadaran sifat dan laku manusia. Dari sifat lama yang buruk ke sikap baru yang lebih hanif.

Meminjam istilah Dr Abdul Munir Mulkan disebutnya sebagai proses trans-human. Atau gerak kesadaran dari manusia lama yang bobrok ke manusia baru yang lebih ilahi.

Jika perubahan itu adalah suatu yang berpindah dari titik 0 ke titik n maka demikian pun manusia, dalam kaitannya dengan perubahan mikro kosmis, perubahan mengandung arti perubahan sikap lama (yang buruk) menuju sikap baru (yang hanif) dan seterusnya menuju kearifan puncak manusia. Di sinilah kita semestinya membenam dan mencelupkan diri dalam arti baru yang sesungguhnya.

Yang terjadi selama ini kita cenderung menjadikan waktu sebagai objek yang disukuri. Padahal, waktu cumalah tanda (sign). Rasa sukur mestinya ditujukan pada realitas puncak dari waktu atau yang menciptakan waktu. Akibat persepsi yang keliru inilah terkadang kesukuran terhadap waktu atau semisal "tahun baru" diisi dengan perilaku yang hedon dan terkadang berlebihan.

Dengan pengertian di atas maka sejatinya kita tidak pantas mengisi tahun baru dengan berhura-hura dan perilaku reaktif yang hedon. Bagi seorang yang religius dia semestinya sadar. Bahwa, pergantian waktu membuat jaraknya dengan kematian semakin dekat. Dengan demikian amalan akhiratnya perlu diperpadat sejak dini.

Demikian pun bagi seorang pengusaha, pelajar, pejabat, dan kelompok manusia lainnya. Meski bertambah peka bahwa ke depan banyak tantangan yang terbentang di depan mata. Yang bisa kita lakukan adalah pemperkuat perubahan dengan vitalitas yang baru.

Abdul Munir Sara

Selasa, 28 Desember 2010

Menanti Esok



Malam ...
Nan Gelap tanpa cahaya
Tanpa butiran bintang di angkasa
Nan sunyi tanpa suara
Rengekan Cengkerik di Rimba
Dan ...
Desiran Bayu Berpuput lembut
Dingin terasa ...
Kesunyian
Dan kedinginan Malam
Menyaksikan perasaan seorang insan
Hatinya ...
Keresahan
Mungkin kerinduan
Malam ....
Mengajarinya arti kesabaran, arti ketabahan
menanti fajar esok menyigsing
Fajar Esok ...
Pasti tiba untuknya
Bersama penawar
Segala kerinduan
Kesunyian
Dan ...
Penawar itu bergelar " kasih sayang"

Sebuah Pembelajaran

Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya. Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai…

Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya
beberapa detik saja untuk menghancurkannya…

Saya belajar, bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat, justru adalah orang yang
membangkitkan semangat hidup saya serta orang yang begitu perhatian pada saya….


Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak
yang jauh. Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati…

Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya
inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya….

Saya belajar, bahwa sebaik-baiknya pasangan itu, mereka pasti pernah melukai perasaan saya, dan untuk itu saya harus memaafkannya……

Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain…., kalau
tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus….

Saya belajar, bahwa tidak masalah berapa buruknya patah hati itu, dunia tidak pernah
berhenti hanya gara-gara kesedihan saya…

Saya belajar, bahwa saya tidak dapat merubah orang yg saya sayangi, tapi semua itu tergantung
dari diri mereka sendiri….

Saya belajar, bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya, tapi saya harus
bertanggung jawab untuk apa yang saya telah lakukan….

Saya belajar, bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang
yang berbeda….

Saya belajar, bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki, tapi yang penting adalah siapa saya
ini sebenarnya….

Saya belajar, bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses dan
pertumbuhan, kecuali saya ingin sakit hati….

Saya belajar, bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi
itu yang menguasai diri saya…

Saya belajar, bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan
berlaku bengis….

Saya belajar, bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang
yang saya cintai…

Saya belajar, bahwa orang-orang yang saya kasihi…, adalah mereka yang sering segera
diambil dari kehidupan saya….


…. Love doesn’t make the world go round.
And Love is what makes the ride worth while ..

Adventure Gunung Gede Pangrango (3019 Mdpl)

Gunung Gede-Pangrango adalah satu-satunya gunung yang paling sering di daki di Indonesia, kurang lebih 50.000 pendaki per tahun, meskipun peraturan dibuat seketat mungkin, bisa jadi karena lokasinya yang berdekatan dengan Jakarta dan Bandung. Untuk mengembalikan habitatnya biasanya tiap bulan Agustus ditutup untuk pendaki juga antara bulan Desember hingga Maret. Untuk mengurangi kerusakan alam maka dibuatlah beberapa jalur pendakian, namun jalur yang populer adalah melalui pintu Cibodas.

Mulai 1 April 2002 untuk mengunjungi Taman Nasional Gn.Gede-Gn.Pangrango diberlakukan sistem booking, 3-30 hari sebelum pendakian harus booking dahulu. Jumlah pendaki dibatasi hanya 600 orang per malam, 300 melalui Cibodas, 100 melalui Selabintana, 200 melalui Gunung Putri. Pendaftaran pendaki hanya dilanyani di Wisma Cinta Alam kantor Balai Taman Nasional Gn. Gede-Pangrango pada hari kerja (senen-jumat) pada jam kantor. Pos Cibodas, Gn. Putri dan Salabintana sudah tidak melayani ijin pendakian. Hanya sebagai pos kontrol.
Pemerintah Hindia Belanda menetapkan kawasan hutan seluas 150 km2 di puncak Gunung Gede Pangrango (Kabupaten Cianjur) sebagai suaka alam pada tahun 1889. Pemerintah RI kemudian mengubah status wilayah Gede Pangrango menjadi Taman Nasional pada tahun 1980.
CUACA Gede Pangrango adalah salah satu tempat di pulau jawa yang terbanyak curah hujannya, rata-rata pertahun mencapai 3.000 hingga 4.200 mm. Musim Hujan dimulai pada bulan Oktober hingga bulan mei dengan curah hujan lebih dari 200 mm setiap bulannya, dan lebih dari 400 mm perbulannya diantara bulan Desember hingga Maret dan taman biasanya ditutup. Taman nasional ini sangat penting untuk menyerap air hujan.
Saat terbaik untuk mengunjungi taman maupun pendakian adalah diantara musim kemarau sekitar juni hingga september, dimana pada saat itu curah hujan turun dibawah 100 mm. Suhu rata-rata berfariasi dari 18ºC di Cibodas hingga kurang dari 10ºC di puncak gunung gede dan pangrango, dengan kelembaban diantara 80% dan 90%. Pada malam hari suhu di puncak gunung bisa mencapai dibawah 5ºC, sehingga bagi setiap pendaki gunung harus membawa jaket tebal. Pendaki juga perlu berhati-hati karena pohon-pohonan mudah tumbang.
Kelembabannya sangat tinggi terutama di hutan pada malam hari, namun pada musim kemarau di puncak gunung berubah turun pada malam hari sekitar 30% hingga siang hari naik mencapai 90%.
FAUNA Tercatat ada 245 jenis burung di taman ini, ketika Junghuhn mendaki Gn.Pangrango pada tahun 1839, merupakan pendaki pertama yang dilakukan oleh orang Eropa, ia menemukan dua badak jawa di dekat puncak gunung (kandang badak) seekor sedang berendam di suatu sungai kecil dan yang lain sedang merumput di pinggir sungai. Sekitar 150 tahun yang lalu juga masih dihuni oleh banteng dan rusa jawa. Pada tahun 1929 masih ada Macan tutul Panthera pardus di Taman Nasional ini, dan tahun 1986 masih tersisa 10, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi.

PINTU MASUK TAMAN Bagi setiap pengunjung wajib minta ijin di pintu masuk taman yang dapat diperoleh di kantor Cibodas. Pengunjung dapat memasuki taman lewat beberapa pintu diantaranya:
Pintu Cibodas (Cianjur) merupakan pintu masuk utama dan kantor pusat taman. Berjarak kira-kira 100 km dari Jakarta / 2,5 jam dengan mobil, 89 km dari Bandung / 2 jam naik mobil. Pintu Gunung Putri (Cianjur) dekat dengan Cibodas dan dapat dijangkau lewat Cipanas atau Pacet. Pintu Selabintana (Sukabumi) berjarak 60 km dari Bogor / 1,5 jam naik mobil, dan 90 km dari Bandung / 2 jam naik mobil. Jalur ini sudah ditutup, karena ada beberapa tempat yang terkena longsor sehingga kita harus merangkak melalui pinggiran jurang dengan tali. Untuk itu diperlukan ijin khusus dan harus dengan pengawalan ranger. Pintu Situgunung (Sukabumi) berjarak 15 km dari Selabintana ke arah Bogor. Jalu
r menuju puncak Gunung Gede dan Pangrango memiliki jalur yang sangat jelas, kecuali pintu masuk Situgunung.
PERATURAN PENDAKIAN 1. Semua pengunjung wajib membayar tiket masuk taman dan asuransi. Para wisatawan dapat membelinya di ke empat pintu masuk. Ijin khusus diperlukan bagi pendaki gunung atau wisatawan yang dari Cibodas menuju Air terjun Cibeureum melanjutkan ke Air Panas. Wisatawan yang menuju Air terjun Cibeureum lewat Selabintana. Dari perkemahan Bobojong memasuki Taman Nasional lewat Gunung Putri. 2. Bagi para pendaki gunung harus minta ijin ke kantor pusat taman di Cibodas, 3-30 hari sebelum pendakian harus booking dahulu. Jumlah pendaki dibatasi hanya 600 orang per malam. Jam buka kantor pengurusan ijin: Senin - Kamis jam 07.30 - 14.30 Jumat jam 07.30 - 11.00 Pendaki harus menyerahkan photo copy KTP atau Surat ijin Orang Tua bagi yang belum memiliki KTP. 3. Penjaga akan memeriksa barang-barang bawaan dan perijinan sebelum memasuki taman. 4. Dilarang membawa binatang ke dalam taman. 5. Dilarang membawa senjata tajam termasuk pisau dan peralatan berburu. 6. Dilarang membawa perlengkapan radio dan bunyi-bunyian ke dalam taman, ijin khusus diperlukan bagi pengguna "walkie-talkie". 7. Dilarang membuat api unggun yang beresiko tinggi penyebab kebakaran hutan. 8. Dilarang mengganggu, memindahkan, atau merusak barang-barang milik taman. Termasuk mencorat-coret batu atau pohon. 9. Dilarang memetik bunga atau mencabut tanaman. 10. Mendakilah mengikuti jalur utama. Memotong jalur dapat merusak taman dan juga sangat berbahaya. 11. Jangan tinggalkan sampah, sangat sulit dan lama untuk membersihkan sampah dan botol-botol di gunung. Bawa kembali semua sampah ke luar taman. 12. Jangan mecemari atau mengotori sungai, pada saat mandi jangan gunakan sabun atau bahan pencemar lainnya. 13. Melapor kembali ke penjaga taman ketika meninggalkan taman dan menyerahkan surat ijin masuk. 14. Dilarang membawa minumam beralkohol ke dalam taman.



KEBUTUHAN MINIMAL Bagi para pendaki kebutuhan utama yang harus dipenuhi adalah: 1. Perlengkapan minimal pendakian: pakaian hangat, sleeping bag bila ingin menginap di gunung, jas hujan atau pakaian tahan air, perlengkapan obat-obatan. 2. Bawalah bekal makanan dan minuman yang cukup (non-alkohol). 3. Dilarang mendaki sendirian, sedikitnya harus tiga orang dalam suatu kelompok dan sebisa mungkin dibimbing oleh orang yang sudah hafal betul dengan jalurnya.
PINTU CIBODAS & GUNUNG PUTRI Jalur terbaik adalah melalui Cibodas, karena kita dapat menikmati keindahan satwa dan beberapa tempat menarik seperti Telaga Biru, air terjun Ciberem dan Air Panas. Terutama sekali kita dapat menemukan aliran air sepanjang jalan hingga pos Kandang Badak suatu pos persimpangan jalan antara Gunung Gede dan Pangrango.
Cibodas atau Gunung Putri dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum jurusan Jakarta - Bandung. Turun di Cipanas atau pertigaan Cibodas, disambung dengan mobil angkutan kecil jurusan Cipanas - Cibodas, atau Cipanas - Gunung Putri. Selain dikenakan tiket masuk Taman dan Asuransi, pengunjung diwajibkan meninggalkan photocopy Tanda Pengenal dan menunjukkan Tanda pengenal asli.
Melalui Cibodas puncak Gunung Gede dapat ditempuh selama 5 jam dan puncak Gunung Pangrango dapat ditempuh selama 7 jam. Sedangkan melalui Gunung Putri puncak Gunung Gede dapat ditempuh selama 9 jam.
Dari jalur Cibodas, terdapat beberapa pos peristirahatan yang berupa bangunan beratap yang sangat bermanfaat untuk berteduh dan menghangatkan badan. Sebaiknya tidak mendirikan tenda di dalam pos karena mengganggu para pendaki lainnya yang ingin berteduh.
Sebelum pos Kandang Batu kita akan melewati suatu lereng curam yang sangat berbahaya, yang dialiri air panas, pendaki perlu ekstra hati-hati karena sempit dan licin namun banyak pendaki berhenti untuk menghangatkan badan. Sebaiknya tidak berhenti di sini sangat menggangu pendaki lainnya, selain itu sebaiknya menggunakan sepatu, panasnya air sangat terasa bila kita hanya menggunakan sandal.
Mandi di sungai di Pos Kandang Batu ini yang berair hangat sangat menyegarkan badan, menghilangkan capek dan kantuk. Membantu melancarkan aliran darah yang beku kedinginan. Jangan gunakan sabun, odol, shampoo, karena banyak pendaki mengambil air minum di sungai ini. Membuka tenda di Pos ini sangat mengganggu perjalanan pendaki lainnya.
Meninggalkan Pos Kandang Batu kita akan melewati sungai yang kadang airnya deras sehingga hati-hati dengan sendal yang dipakai. Celana panjang mungkin perlu digulung, namun bila air sungai sedang tenang (tidak ada hujan di puncak) kita bisa melompat di atas batu-batu. Mendekati Kandang Badak, kita akan mendengar suara deru air terjun yang cukup menarik dibawah jalur pendakian. Kita bisa memandang ke bawah menyaksikan air terjun tersebut, atau turun ke bawah untuk mandi bila air tidak terlalu dingin.
Bagi pendaki sebaiknya mengisi persediaan airnya di pos Kandang Badak, karena perjalanan berikutnya akan susah memperoleh air. Setelah kandang Badak perjalanan menuju puncak sangat menanjak dan melelahkan disamping itu udara sangat dingin sekali. Disini terdapat persimpangan jalan, untuk menuju puncak Gn.Gede ambil arah ke kiri, dan untuk menuju puncak Gn.Pangrango ambil arah kanan. Persiapan fisik, peralatan dan perbekalan harus diperhitungkan, sebaiknya beristirahat di pos ini dan memperhitungkan baik buruknya cuaca.
Di atas puncak gunung Gede dengan latar belakang gunung Pangrango. Puncak Gede sangat indah namun perlu hati-hati, kita dapat berdiri dilereng yang sangat curam, memandang ke kawah Gede yang mempesona. Dibawah lereng-lereng puncak ditumbuhi bunga-bunga edelweis yang mengundang minat untuk memetiknya, hal ini dilarang dan sangat berbahaya. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Gunung Gede-Pangrango.
Dari puncak Gede kita bisa kebawah menuju alun-alun SuryaKencana, dengan latar belakang gunung Gumuruh. Terdapat mata air yang jernih dan tempat yang sangat luas untuk mendirikan kemah. Dari sini kita belok ke kiri (timur) bila ingin melewati jalur Gunung Putri, dan untuk melewati jalur Selabintana kita berbelok ke kanan (barat).
KELUAR TAMAN MELEWATI SELABINTANA Minggu pertama bulan Mei 2001 terdapat ribuan pendaki berjejal di pintu Cibodas sepanjang hari membuat petugas kewalahan. Sepanjang jalur dimana ada tempat agak lebar disitu ada pendaki membuat tenda. Bahkan dijalanan para pendaki beristirahat dan tiduran karena sudah tidak ada tempat lagi untuk beristirahat. Kami pun harus berjalan dengan hati-hati karena bisa-bisa menginjak kaki para pendaki yang tidur dijalanan. Tenda - tenda berjejal di Pos Kandang batu dan Pos Kandang Badak, banyak pendaki yang tersesat menuju kawah sebelum Pos Kandang Badak, hal ini mungkin karena banyaknya jalur baru dan banyak pohon tumbang, bukan hanya pendaki baru pendaki yang sudah beberapa kalipun juga tersesat ke kawah.
Alun-alun Suryakencanapun penuh dengan pendaki yang membuat Tenda, tidak seperti biasanya minggu pertama bulan Mei cuaca Gunung Gede saat itu terasa panas baik di sepanjang jalan maupun di puncak gunung. Cuaca dingin dan kabut tidak dijumpai padahal beberapa hari sebelumnya dikabarkan udara sangat dingin hingga puncak gunung diselimuti kristal es.
Dari puncak Gn.Gede Tim Pendaki yang terdiri dari 7 Orang (Lukman Lgw, Qyu, Lucki, Mantoz, Mpep, Surna Wijaya dan gw sendiri Dede Hidayat berlomba-lomba menuruni lereng puncak menuju Alun-alun Suryakencana, melewati pohon-pohon edelweis. Suasana di alun-alun seperti di tempat wisata perkemahan, banyak pendaki merebahkan badan di rumput sambil berjemur, kebetulan cuaca sedang panas. kami bermalam di alun2 suryakencana dan merasakan betapa dinginya suasana malam itu dan paginya kami ber 7 langsung turun "gunung"
Dari Alun-alun Suryakencana Tim kamiberbelok ke kiri menuju jalur Gunung Putri, banyak juga para pendaki berbelok kanan ke arah barat untuk menuju ke Jalur Selabintana menyusuri alun-alun Suryakencana. Kemudian berbelok kekiri memasuki kawasan hutan di lereng Gn.Gumuruh.
" kelak kita akan mendaki lagi "
tuliskan cerita aku lupa cerita sempurnya ...."aku merindukan suasana seperti itu lagi"

MISTERI GUNUNG GEDE
Kadangkala pendaki yang berada dikawasan alun-alun Suryakencana, akan mendengar suara kaki kuda yang berlarian, tapi kuda tersebut tidak terlihat wujudnya. Konon, kejadian ini pertanda Pangeran Suryakencana datang ke alun-alun dengan dikawal oleh para prajurit. Selain itu para pendaki kadang kala akan melihat suatu bangunan istana.
Alun-alun Surya Kencana berupa sebuah lapangan datar dan luas pada ketinggian 2.750m dpl yang berada disebelah timur puncak Gede, merupakan padang rumput dan padang edelweiss. Suryakencana adalah nama seorang putra Pangeran Aria Wiratanudatar (pendiri kota Cianjur) yang beristrikan seorang putri jin. Pangeran Suryakencana memiliki dua putra yaitu: Prabu Sakti dan Prabu Siliwangi.Kawasan Gunung Gede merupakan tempat bersemayam Pangeran Suryakencana. Beliau bersama rakyat jin menjadikan alun2 sebagai lumbung padi yang disebut Leuit Salawe, Salawe Jajar, dan kebun kelapa salawe tangkal, salawe manggar.
Petilasan singgasana Pangeran Suryakencana berupa sebuah batu besar berbentuk pelana. Hingga kini, petilasan tersebut masih berada di tengah alun-alun, dan disebut Batu Dongdang yang dijaga oleh Embah Layang Gading. Sumber air yang berada ditengah alun-alun, dahulu merupakan jamban untuk keperluan minum dan mandi.
Di dalam hutan yang mengitari Alun-alun Surya Kencana ini ada sebuah situs kuburan kuno tempat bersemayam Prabu Siliwangi. Pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi yang menguasai Jawa Barat, terjadi peperangan melawan Majapahit. Selain itu Prabu Siliwangi juga harus berperang melawan Kerajaan Kesultanan Banten. Setelah menderita kekalahan yang sangat hebat Prabu Siliwangi melarikan diri bersama para pengikutnya ke Gunung Gede.
Sekitar gunung Gede banyak terdapat petilasan peninggalan bersejarah yang dianggap sakral oleh sebagian peziarah, seperti petilasan Pangeran Suryakencana, putri jin dan Prabu Siliwangi. Kawag Gunung Gede yang terdiri dari, Kawah Ratu, Kawah Lanang, dan Kawah Wadon, dijaga oleh Embah Kalijaga. Embah Serah adalah penjaga Lawang Seketeng (pintu jaga) yang terdiri atas dua buah batu besar. Pintu jaga tersebut berada di Batu Kukus, sebelum lokasi air terjun panas yang menuju kearah puncak.Eyang Jayakusumah adalah penjaga Gunung Sela yang berada disebelah utara puncak Gunung Gede. Sedangkan Eyang Jayarahmatan dan Embah Kadok menjaga dua buah batu dihalaman parkir kendaraan wisatawan kawasan cibodas. Batu tersebut pernah dihancurkan, namun bor mesin tidak mampu menghancurkannya. Dalam kawasan Kebun Raya Cibodas, terdapat petilasan/ makam Eyang Haji Mintarasa.Pangeran Suryakencana menyimpan hartanya dalam sebuah gua lawa/walet yang berada di sekitar air terjun Cibeureum. Gua tersebut dijaga oleh Embah Dalem Cikundul. Tepat berada di tengah-tengah air terjun Cibeureum ini terdapat sebuah batu besar yang konon adalah perwujudan seorang pertapa sakti yang karena bertapa sangat lama dan tekun sehingga berubah menjadi batu. Pada hari kiamat nanti barulah ia akan kembali berubah menjadi manusia.
 
my best partner ( Qyu Yosgi, Lukman Gani Wiguna, Lucky, Mantoz, Mpep, Suarna Wijaya, Dede)




Ketika Ini

 
Ketika Ini...
Aku Sendirian
Mencari Detik-Detik Kenangan
Antara Kau dan Aku
Ku kira kini
Kau Ku Maafkan
Dan ku hukum diriku
Lantaran Kehilapan
Apakah aku 
Berjalan dalam kesamaran
Hidup bertemankan impian
Atau kenyataan ....
Hidupku hanyalah impian
kasihku bagaikan hayalan, bukanya kenyataan
Suatu ketika dulu
Kutemui sejalar cahaya kasih
Kini Aku ...
Terbakar hangus dalam cahaya itu
Apakah kini ...
Masih ada waktu ...
Masih ada kasih ....
Masih ada cinta ...
Tapi sayang ...
Kiranya ada cinta
Ia nya bukan untukku.
Ketika ini ...
Aku sendirian ...
Bersama Mitos Cinta semalam
Biarkan aku ...
Sepi ....
Sendirian
 
de' for "untuk yang sempat singgah di hatiku"


Jumat, 17 Desember 2010

Just 4 you (DeTha Luphly)

Walau keujung dunia, pasti akan kunanti
Meski ke tujuh samudra, pastu ku kan menunggu
Karena ku yakin, Kau hanya untukku

Life to fighting

Hidup adalah kesempatan, manfaatkanlah.
Hidup adalah keindahan, kagumilah. 
Hidup adalah kebahagiaan, nikmatilah. 
Hidup adalah mimpi, sadarlah. 
Hidup adalah tantangan, 
hadapilah. Hidup adalah kewajiban, selesaikanlah. 
Hidup adalah permainan,mainkanlah. 
Hidup adalah sebuah janji, penuhilah. 
Hidup adalah penderitaan, atasilah. 
Hidup adalah kidung, nyanyikanlah. 
Hidup adalah perjuangan, terimalah. 
Hidup adalah tragedi, berjuanglah. 
Hidup adalah petualangan, beranilah. 
Hidup adalah keberuntungan, lakukanlah. 
Hidup terlalu berharga, jangan dihancurkan. 
Hidup adalah hidup, berjuanglah untuknya!








 

Kamis, 16 Desember 2010

CAHAYA YANG HILANG

Ketika kau datang
Cahaya pun datang
Terangi diri aku dalam kesunyian

Ketika kau datang
Rasa dihati pun bahagia
SenyumMu,TatapanMu,PelukanMu,PerhatianMu
membuatku terang dalam kesendirian

Tapi akankah Aku Bisa Bertahan
Disaat kau tak ada...
Disaat kau tinggalkan aku untuk Cinta yang lain
Mungkin Hati ini tak akan terobati
Karena Luka yang kau Beri...
meninggalkan cahaya yang kini Pudar....

TERPENJARA

Hatiku Terpenjara oleh cintamu
DiRuang Hati yang sempi tapi ku rasa nyaman
Meski terpagar oleh kuatnya besi kesetianmu

Kau adalah Hakim yang memvonisku salah
Karna Menyia-nyiakanCintamu

Hingga Hatiku Terpenjara
Hingga aku sadar akan tulusnya cintamu
Dan aku adalah tahanan cintamu yang kau jaga setiap waktu
Hingga aku tak bisa berpaling
Hingga seumur Hidupku diVonis tuk Menjadi Tahanan CintaMoe...

by : The FLoWers De Thaty

Selasa, 14 Desember 2010

Mom Is My Angel

suatu ketika....

seorang bayi siap dilahirkan ke dunia, menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan ??
"para malaikat disini mengatakan bahwa engkau akan mengirimku ke dunia", tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah, kata si bayi, Tuhan menjawab "aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu", tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia, demikian kata si bayi.

Tuhan pun menjawab
"Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia"

si Bayi pun bertanya kembali dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara pdamu,
sekali lagi Tuhan menjawab
"Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo'a,
si Bayi pun belum puas, ia bertanya lagi,

"saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat siapa yang akan melindungi saya ?,

dengan penuh kesabaran Tuhan menjawab

"Malaikatmu akan melindungi dengan taruhan jiwanya sekalipun.

si Bayi pun tetap belum puas dan tetap melanjutkan pertanyaan

"tetapi saya akan sedih karena tidak melihat engkau lagi"?

dan Tuhan pun menjawab

"Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu".

"saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari Bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya ??

"Tuhan"

Jika saya harus pergi sekarang bisakah engkau memberi tahuku siapa malaikat di rumahku nanti??
Tuhan pun menjawab " kamu dapat memanggil malaikatmu ....................... "
" IBU "

Kenanglah Ibu yang menyanyangimu,
untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kamu pergi,
ingatlah engkau ketika Ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan selimut membalut tubuhmu,
ingatkah engkau ketika jemari Ibu mengusap lembut kepalamu?
dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata Ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit ?
sesekali jenguklah Ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah, tempat kamu di lahirkan,
kembalilah meminta ma'af pada ibumu yang selalu rindu pada senyummu jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang kau rindukan di masa datang ketika Ibu telah tiada,

tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kehadiranmu tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia yang ada hanyalah baju di gantung di lemari kamarnya.
tak ada lagi dan takkan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu di setiap hembusan nafasnya.

Kembalilah segera peluklah Ibu yang selalu menyayangimu,
ciumlah kaki ibu yang selalu merindukan dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya, kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya.